Menyongsong Industri Sel Surya di Indonesia
Menyongsong Industri Sel Surya di Indonesia
Cukup banyak orang Indonesia yang melacak informasi dimana dapat didapatkan sel surya melalui internet. Ada yang belum paham kalau PT. Len mengolah modul surya, tapi tersedia juga yang menginformasikan cuma satu perusahaan yang merakit modul surya adalah PT. Len, walaupun dia tidak paham kepanjangan berasal dari apa itu Len. Banyak yang menghendaki sehingga di Indonesia ini tersedia yang mengolah sel surya, sehingga dapat diperoleh modul sel surya dengan enteng dan murah. Harapan itu mudah-mudahan akan menjadi kenyataan dengan adanya rancangan pemerintah untuk membangun industri sel surya dengan kapasitas 50MW per tahun.
Karena sedikit banyak penulis pernah studi dan pernah terlibat dalam penelitian sel surya, maka dalam rangka menyambut industri sel surya tersebut, penulis coba melacak informasi tentang teknologi sel surya dan bagaimana trend pasarnya ke depan berasal dari berbagai sumber yang penulis ragkum dalam tulisan berikut.
Sel Surya Baterai solar cell
Sel surya atau solar sel adalah suatu elemen aktif yang merubah energi cahaya menjadi energi listrik, dengan komitmen yang disebut efek photovoltaic. Sel surya terbuat berasal dari keping (wafer) bahan semikonduktor dengan kutub positif dan negatif, mirip dengan dioda hanya permukaannya dibikin luas seupaya dapat menagkap cahaya matahari sebanyak mungkin. Apabila cahaya jatuh terhadap permukaan sel surya maka akan timbul perbedaan tegangan. Untuk meraih energi yang lebih besar sel surya dapat dihubung seri atau paralel terkait cii-ciri penggunaannya.
Teknologi Sel Surya
Hingga selagi ini terdapat lebih dari satu teknologi pembuatan sel surya yang sukses dikembangkan oleh para peneliti untuk meraih solar sel yang miliki efisiensi yang tinggi yang tidak mahal dan enteng dalam pembuatannya.
Generasi pertama
Teknologi pertama yang sukses dikembangkan oleh para peneliti adalah teknologi yang manfaatkan bahan silikon kristal tunggal. Teknologi ini dalam dapat membuahkan sel surya dengan efisiensi yang benar-benar tinggi. Masalah terbesar yang dihadapi dalam pengembangan silikon kristal tunggal ini adalah bahwa untuk dapat diproduksi secara komersial sel surya ini
harganya benar-benar mahal sehingga memicu solar sel panel yang dihasilkan menjadi tidak efisien sebagai sumber energi alternatif Baterai solar cell .
Teknologi yang kedua adalah dengan manfaatkan wafer silikon poli kristal. Saat ini, nyaris lebih dari satu besar panel solar sel yang beredar di pasar komersial berasal berasal dari screen printing type silikon poli kristal ini. Wafer silikon poli kristal dibikin dengan teknologi casting berupa balok silikon dan dipotong-potong dengan metode wire-sawing menjadi kepingan (wafer), denagn ketebalan lebih kurang 250–350 micrometer. Dengan teknologi ini dapat diperoleh sel surya lebih tidak mahal walaupun tingkat efisiensinya lebih rendah kalau dibandingkan dengan silikon kristal tunggal. Kedua type sel surya di dikenal sabagai sel surya generasi pertama .
Generasi kedua
Generasi kedua adalah sel surya yang dibikin dengan teknologi susunan tidak tebal (thin film). Teknologi pembuatan sel surya dengan susunan tidak tebal ini bertujuan untuk kurangi ongkos pembuatan solar sel mengingat teknologi ini hanya manfaatkan kurang berasal dari 1% berasal dari bahan baku silikon kalau dibandingkan dengan bahan baku untuk type silikon wafer.
Metode yang paling sering dipakai dalam pembuatan silikon type susunan tidak tebal ini adalah dengan Plasma-enhanced chemical vapor deposition (PECVD) berasal dari gas silane dan hidrogen. Lapisan yang dibikin dengan metode ini membuahkan silikon yang tidak miliki arah orientasi kristal atau yang dikenal sebagai amorphous silikon (non kristal).
Selain manfaatkan material berasal dari silikon, sel surya susunan tidak tebal juga dibikin berasal dari bahan semikonduktor lainnya yang miliki efisiensi solar sel tinggi layaknya Cadmium Telluride (Cd Te) dan Copper Indium Gallium Selenide (CIGS).
Efisiensi tertinggi selagi ini yang dapat dihasilkan oleh type solar sel susunan tidak tebal ini adalah sebesar 19,5% yang berasal berasal dari solar sel CIGS. Keunggulan lainnya dengan manfaatkan type susunan tidak tebal adalah semikonduktor sebagai susunan solar sel dapat dideposisi terhadap substrat yang lentur sehingga membuahkan divais solar sel yang fleksibel. Persoalannya adalah material ini belum dapat diterima dengan baik dikarenakan mengandung unsur cadmium. Bila rumah yang atapnya dipasang sel surya CdTe terbakar, unsur cadmium ini akan mengundang polusi yang membahayakan.
Generasi ketiga
Penelitian sehingga harga solar sel menjadi lebih tidak mahal setelah itu memunculkan teknologi generasi ketiga yakni teknologi pembuatan sel surya berasal dari bahan polimer atau disebut juga dengan sel surya organik dan sel surya foto elektrokimia. Sel Surya organic dibikin berasal dari bahan semikonduktor organik layaknya polyphenylene vinylene dan fullerene.Pada solar sel generasi ketiga ini photon yang berkunjung tidak perlu membuahkan pasangan muatan layaknya halnya terhadap teknologi sebelumnya melainkan memunculkan exciton. Exciton inilah yang sesudah itu berdifusi terhadap dua permukaan bahan konduktor (yang biasanya di rekatkan dengan organik semikonduktor berada di antara dua keping konduktor) untuk membuahkan pasangan muatan dan pada akhirnya membuahkan efek arus foto (photocurrent). Sedangkan sel surya photokimia merupakan type sel surya exciton yang terdiri berasal dari sebuah susunan partikel nano (biasanya titanium dioksida) yang di endapkan dalam sebuah perendam (dye). Teknologi ini pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Graetzel terhadap th. 1991 sehingga type solar sel ini sering juga disebut dengan Graetzel sel atau dye-sensitized solar cells (DSSC).
Graetzel sel ini ditambah dengan pasangan redok yang ditaruh dalam sebuah elektrolit (bisa berupa padat atau cairan). Komposisi penyusun solar sel layaknya ini sangat mungkin bahan baku pembuat Graetzel sel lebih fleksibel dan dapat dibikin dengan metode yang benar-benar simpel layaknya screen printing. Meskipun solar sel generasi ketiga ini tetap miliki persoalan besar dalam perihal efisiensi dan umur aktif sel yang tetap benar-benar singkat, solar sel type ini akan dapat memberi efek besar dalam sepuluh th. ke depan mengingat harga dan sistem pembuatannya yang akan benar-benar murah.